Epidemi HIV pada IDUs berbeda dengan epidemi pada populasi lainnya dalam hal potensi kecepatan penyebaran virus dalam komunitas IDU sendiri dan ke luar ke populasi umum. Di kota-kota seperti Bangkok, New York dan Odessa, pengalaman menunjukkan bahwa sekali prevalensi HIV mencapai ambang batas sekitar 10%, dalam waktu 1 sampai 5 tahun prevalensi akan meningkat dengan cepat menjadi 40-50%. Umumnya infeksi ini diakibatkan oleh penggunaan bersama atau penggunaan kembali alat-alat yang sudah terkontaminasi (biasanya jarum suntik dan semprit) atau dari injeksi obat yang terkontaminasi.
Strategi menyeluruh untuk mempromosikan perubahan perilaku melalui pengurangan bahaya (harm reduction) sangat penting untuk dilakukan pada penyusunan program penanggulangan HIV pada pengguna narkoba suntikan. Menggunakan pelajaran-pelajaran yang didapat dari pengalaman internasional, strategi ini bertujuan untuk mempertahankan prevalensi HIV tetap rendah pada populasi IDU melalui penekanan bahwa berbagi alat suntik yang terkontaminasi -baik pada orang yang bukan pengguna narkoba suntikan atau pada pengguna narkoba- berisiko tinggi untuk terjadinya penularan infeksi HIV. Suatu pendekatan yang menyeluruh juga mempertimbangkan isu-isu yang berkaitan dengan penularan melalui kontak seksual.
Pendekatan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan masyarakat yang sudah diakui, yang lebih melihat penggunaan atau penyalahgunaan narkoba sebagai suatu isu kesehatan masyarakat daripada hanya sekedar isu hukum dan tatatertib. Hal ini memberikan pilihan-pilihan pada pengguna narkoba untuk mengurangi risiko pada berbagai tingkatan dan memusatkan perhatian pada penerapan strategi-strategi untuk memberikan dukungan dan bukan pemberian hukuman Pendekatan tersebut didasari pada pengertian bahwa menghentikan sama sekali penggunaan narkoba adalah kondisi yang ideal, namun tujuan-tujuan jangka menengah (seperti substitusi obat dan tehnik penyuntikan yang aman) merupakan langkah yang justru efektif dalam memerangi penyebaran HIV.
Lima langkah di bawah ini dapat membantu pelaksanaan pendekatan menyeluruh:
-
Dapatkan dukungan dari para pembuat kebijakan dan stakeholder.
-
Promosikan penggunaan alat suntik steril untuk setiap penyuntikan.
-
Bentuklah suatu tim outreach teman sebaya yang efektif untuk masuk ke lingkungan IDUs dan mendidik mereka
-
Susun suatu program yang digerakkan oleh teman sebaya (peer) di mana para pemimpin jaringan IDU dapat membantu merancang program intervensi
-
Ciptakan hubungan antara program pengobatan dan program substitusi obat, test HIV dan konseling, berbagai program dan pelayanan kesehatan dasar.
Hal-hal yang dipelajari
Bukti menunjukkan bahwa epidemi HIV yang berhubungan dengan penggunaan narkoba suntikan dapat diperlambat, dihentikan atau bahkan dibalik. Paling tidak ada tiga komponen pencegahan yang penting sehubungan dengan upaya mencegah epidemi: melaksanakan kegiatan pencegahan secara dini ketika prevalensi HIV masih kurang dari 5%; menggalakkan kegiatan outreach untuk memberi informasi pada pengguna narkoba suntikan mengenai HIV dan membantu mereka mempercayai petugas kesehatan; dan mendistribusikan alat-alat suntik steril secara luas.
Pelajaran khusus yang timbul dari pengalaman dalam melakukan langkah-langkah program untuk IDU termasuk:
Kebijakan penguatan bidang hukum. Polisi di beberapa negara telah merencanakan suatu pendekatan pengurangan bahaya yang dikenal sebagai “responsible demand enforcement" dimana petugas pelaksana perundangan bekerja dengan petugas kesehatan untuk membantu para pemakai narkoba mengakses pelayanan daripada menghadapi hukuman kurungan. Upaya-upaya ini -dimana IDUs tidak didakwa atas pemilikan jarum suntik yang dipakai bergantian- telah membantu mengarahkan pengguna narkoba dari kemungkinan kejahatan dan hukuman penjara. Kebijakan ini merancang suatu lingkungan di mana individu pengguna narkoba dapat mengurangi perilaku beresiko mereka dalam jangka waktu yang lama.
Penggantian dan Ketersediaan Suntikan. Alasan yang masuk akal untuk diadakannya kegiatan penggantian jarum suntik adalah karena banyak IDUs tidak dapat atau tidak mau menghentikan penyuntikan, strategi intervensi harus digunakan untuk mengurangi resiko infeksi dan penyebaran HIV. Menyediakan jarum dan semprit yang steril merupakan kegiatan yang sederhana, cara yang murah untuk mencapai tujuan ini, dan juga membantu membina hubungan dengan pengguna narkoba melalui kegiatan outreach.
Program pendidikan dan outreach. Materi-materi pendidikan tentang narkoba yang difokuskan pada pengurangan bahaya (Harm Reduction) sudah tersedia di beberapa negara. Materi-materi ini memberitahukan cara-cara menyuntik yang lebih aman dan bagaimana mengurangi resiko yang berhubungan dengan penyuntikan. Materi-materi ini tidak menganjurkan penggunaan obat/narkoba.
Program Methadone. Methadone adalah bahan substitusi dari opiate sintetik yang mempunyai efek lama sehingga mengurangi kebutuhan pemakai narkoba untuk memakai narkoba jalanan. Beberapa studi menunjukkan bahwa methadone dapat mengurangi kematian, mengurangi keterlibatan pemakai narkoba dalam tindak kriminal, mengurangi penyebaran HIV dan Hepatitis serta membantu pemakai narkoba untuk mampu mengontrol kembali kehidupan mereka.
0 comments:
Post a Comment